J3vn7LjaLVt44mwdSEBHCcM3KfwTfocqV7h5cSq7
Bookmark

Bioteknologi: Konsep, Sejarah, Jenis & Contoh Penerapannya

Siapa di sini yang senang ngemil? Ayo ngaku! Ceritakan dong, cemilan favorit kalian apa?

Apalagi siang-siang gini. Bayangkan saja saat cuaca siang yang terik, kamu merasa keringat bercucuran dan haus banget, sehingga ingin minum sesuatu yang dingin. Jika tidak minum es kelapa atau es campur, rasanya tidak lengkap. Apalagi jika es campur tersebut ditambahkan banyak nata de coco, pasti akan lebih enak. 

Tapi tahukah kamu bahwa nata de coco sebenarnya merupakan hasil dari proses bioteknologi menggunakan mikroorganisme, yaitu bakteri? 

Meskipun terdengar mengerikan, tetapi bioteknologi juga digunakan dalam pembuatan berbagai produk lain seperti tempe, kecap, tanaman hidroponik, bayi tabung, dan obat-obatan. 

Jangan khawatir, mari kita bahas secara lengkap mengenai bioteknologi dalam artikel Biologi kelas 9 ini!

Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi merujuk pada penggabungan kata "bio" yang berarti makhluk hidup dan "teknologi". Dalam hal ini, bioteknologi adalah pemanfaatan makhluk hidup secara keseluruhan atau komponennya dengan menggunakan prinsip atau teknologi tertentu untuk menghasilkan atau memodifikasi produk yang memiliki manfaat.

Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang mengkombinasikan biologi, kimia, dan teknologi untuk mengembangkan produk dan proses yang berguna bagi manusia. Dalam bioteknologi, organisme hidup seperti mikroba, tanaman, dan hewan dimanfaatkan untuk menghasilkan produk atau mengubah proses yang ada.

Sejarah Perkembangan Bioteknologi

Bioteknologi muncul dari gabungan tiga kata, yaitu hidup (Bios), penerapan (Teknos), dan ilmu (Logos). Secara sederhana, Bioteknologi adalah disiplin ilmu biologi yang mempelajari penggunaan komponen makhluk hidup untuk menghasilkan barang atau layanan yang bermanfaat bagi manusia. Penggunaan bioteknologi telah ada sejak zaman purba, dilakukan oleh leluhur kita ribuan tahun yang lalu. 

Perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga periode utama:

Periode Bioteknologi Tradisional (6000 SM)

Pada periode ini, masyarakat menggunakan mikroorganisme (melalui fermentasi) untuk mengolah atau mengawetkan makanan dan minuman. Periode ini dimulai sebelum tahun 1800 M, ketika masyarakat Babilonia membuat bir dengan menggunakan ragi. Selain bir, makanan dan minuman seperti roti, tempe, tape, sake, oncom, dan kecap juga dihasilkan melalui proses fermentasi. Meskipun istilah "bioteknologi" belum dikenal pada masa itu karena tidak ada ilmu yang menjelaskan fenomena ini.

Periode Bioteknologi Ilmiah (1800 SM - pertengahan abad ke-19)

Pada periode ini, manusia mulai menyadari bahwa fermentasi tidak terjadi secara spontan. Mereka mulai melakukan penelitian berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah. Hasil penelitian ini mencakup penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol. Pada tahun 1919, Karl Ereky menggunakan istilah "bioteknologi" untuk pertama kalinya. Pada periode ini, bioteknologi tidak hanya menghasilkan makanan, tetapi juga obat-obatan seperti antibiotik dan penisilin.

Periode Bioteknologi Modern (setelah Perang Dunia II - saat ini)

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia semakin meningkat. Maka, upaya dilakukan untuk menghasilkan pangan dan obat-obatan melalui proses yang lebih efisien dan efektif. Periode bioteknologi modern dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restriksi. Enzim ini memungkinkan manusia untuk memotong dan memasukkan DNA ke dalam makhluk hidup.

Tujuan Bioteknologi

Tujuan utama dari bioteknologi adalah untuk memanfaatkan sumber daya hayati dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Hal ini dapat mencakup pengembangan obat-obatan baru, produksi pangan yang lebih baik, peningkatan pertanian, dan perlindungan lingkungan.

Penggolongan Bioteknologi

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi dua kategori utama, yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.

1. Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional merujuk pada metode yang telah ada sejak lama dan telah digunakan secara tradisional dalam pertanian dan industri pangan. Contoh bioteknologi konvensional termasuk pemuliaan tanaman, pembiakan hewan, fermentasi makanan, dan produksi bir.

2. Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern melibatkan penggunaan teknik-teknik yang lebih canggih dan inovatif seperti rekayasa genetika, kloning, teknik DNA rekombinan, dan kultur sel. Metode ini memungkinkan manipulasi genetik yang spesifik untuk menghasilkan organisme yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan, seperti tanaman yang tahan terhadap hama atau penyakit.

Perbedaan Bioteknologi Konvensional dengan Bioteknologi Modern

Perbedaan utama antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern terletak pada metode yang digunakan dan tingkat presisi manipulasi genetik. Bioteknologi konvensional umumnya mengandalkan persilangan alami antara organisme dengan sifat yang diinginkan, sedangkan bioteknologi modern menggunakan teknik rekayasa genetika yang memungkinkan transfer langsung gen atau manipulasi DNA.

Dampak Positif dan Negatif Bioteknologi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bioteknologi memiliki dampak positif dalam meningkatkan kehidupan manusia. Contohnya, bioteknologi telah membantu dalam produksi obat-obatan, pengendalian hama, peningkatan kualitas hasil panen, dan peningkatan variasi pangan.

Namun, tidak dapat diabaikan bahwa bioteknologi juga memiliki efek negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Misalnya, adanya ketidakseimbangan alam akibat pelepasan organisme transgenik, penurunan keanekaragaman hayati karena teknologi kloning, serta potensi adanya alergi pada manusia akibat konsumsi produk pangan transgenik.

Penerapan Bioteknologi di Berbagai Bidang

Bioteknologi memiliki beragam penerapan yang menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Berikut adalah beberapa contoh:

Pangan

Bioteknologi digunakan dalam pembuatan makanan bergizi, penyedap rasa, dan produk dengan nilai jual tinggi. Contohnya termasuk keju, yoghurt, cuka, kecap, oncom, mentega, nata de coco, roti, dan MSG.

Kedokteran dan Farmasi

Bioteknologi digunakan dalam produksi hormon insulin, vaksin, antibiotik, vitamin B2, vitamin B12, antibodi monoklonal, terapi gen, transplantasi sel punca pada pasien leukemia, serta teknologi bayi tabung (IVF).

Lingkungan

Bioteknologi digunakan dalam memanfaatkan mikroorganisme atau tanaman dalam pengolahan limbah, sehingga konsentrasi limbah berada di bawah batas maksimum yang ditetapkan. Proses ini dikenal sebagai bioremediasi.

Pertambangan

Bioteknologi digunakan untuk mengekstraksi logam dari bijih dengan bantuan bakteri Thiobacillus Ferrooxidans. Proses ini dikenal sebagai biohidrometalurgi.

Pertanian

Bioteknologi digunakan dalam menghasilkan bibit unggul yang tahan terhadap hama serta meningkatkan produksi tanaman dalam waktu singkat di lahan terbatas. Contohnya termasuk jagung BT, tomat Flavr Savr, Golden Rice, dan kentang Russet Burbank.

Peternakan

Bioteknologi digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hewan ternak, membantu pelestarian spesies yang hampir punah, serta menjaga kesehatan hewan dari serangan penyakit.

Bioenergi Terbarukan

Bioteknologi digunakan untuk memanfaatkan kotoran hewan, limbah tumbuhan, dan limbah lainnya sebagai bahan bakar alternatif, seperti biogas, biodiesel, dan etanol.

---

Demikianlah materi tentang konsep bioteknologi, sejarah dan tujuannya, jenis-jenisnya, dan contoh penerapannya. Namun, perlu dicatat bahwa pemanfaatan bioteknologi tidak hanya terbatas pada apa yang telah disebutkan. Bidang ini terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan manusia. Siapa tahu, suatu saat Anda bisa menjadi penemu penggunaan bioteknologi baru. 

Oleh karena itu, disarankan untuk belajar dengan rajin! Terutama jika Anda dapat memanfaatkan sains.web.id. Dengan rajin belajar, kemampuan Anda akan semakin meningkat.

Posting Komentar

Posting Komentar